
#polenlebah_5
Lebah adalah dianalogikan sebagai “bakteriolog” yang efektif yang menggunakan fermentasi laktat untuk membersihkan dan kemudian menyimpan serbuk sari, sebagai makanannya yang kaya protein. Dalam bidang botani, “sel” serbuk sari diatur oleh beberapa sistem yang saling terkait untuk perlindungan terhadap sinar ultraviolet Matahari. Sporoderm ditutupi dengan film lipid untuk membatasi pengeringan. Sel ini dilengkapi dengan sistem arloji-enzimatik yang memungkinkannya berkecambah pada putik spesies tumbuhan yang semacam dan tidak bisa di tempat lain atau putik tanaman lain.
Dalam melacak unsur-unsur/elemen yang terkandung dalam serbuk sari dapat ditemukan sebanyak hampir 25 jenis unsur/elemen dalam serbuk sari monofloral yang teridentifikasi.
Pertama, serbuk sari hanya dikonsumsi dalam jumlah kecil tetapi berperan nyata, dan … unsur/elemen apakah yang terkandung pakan serbuk sari ini ?
Hasil temuan pertama adalah bahwa beberapa mineral kurang terwakili (3%) dalam serbuk sari seperti Silika, Calsium dan Magnesium, selanjutnya Tembaga 7%, Besi, Fosfor dan Molibdenum 8%.
Tiga unsur yang kadarnya berkontribusi nyata, adalah Kromium 12% dan terutama Seng dan Mangan 17%, hal ini terutama karena ke-tiganya banyak terlibat dalam reaksi-reaksi biologis dan memungkinkan beraktivitas pada lebih dari 200 enzim/unsurnya yang mempengaruhi hampir semua proses metabolisme tubuh.
Serbuk sari sangat kaya dalam dua elemen: Nikel dan Selenium. Serbuk sari yang dianalisis, terlacak Ni dan Se terkaandung antara 3 dan 6 kali-nya AKG dalam 12,5 g sample polen.
Apakah polen dapat dicerna ?
Ya~
Pollen dibekali dengan properti yang disebut HARMOMEGATIE dimana polen dapat membengkak dan menyusut sesuai dengan tekanan osmotik medium. Properti inilah yang digunakan oleh lebah untuk mencerna serbuk sari dan melepaskan kulit yang tidak dapat dicerna. Ketika ada perbedaan tajam dalam tekanan osmotik, lubang bulir serbuk sari adalah titik lemah dari cangkang-cangkang polen ini dan menjadi lubang lepasnya sitoplasma keluar cangkang. K
Ketika serbuk sari dikeringkan, ia kehilangan kekuatan HARMOMEGATIE yang terkait dengan sifat hayatinya. Konsekuensinya adalah penurunan kualitas hasil pencernaan. Dengan demikian serbuk sari kering, menyebabkan pertumbuhan koloni lemah/kecil disertai menurunnya sanitasi sehingga dapat menjadi lumpuhnya koloni dan jadi bencana.